Pembaca sekalian…

Kita semua mafhum bahwa diakhir studi mahasiswa baik S1, S2 maupun S3 kita diwajibkan untuk melakukan serangkaian kegiatan ilmiah berupa penelitian sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar kesarjanaan. Bagi S1, penelitian ini ditulis dalam bentuk Skripsi, S2 dalam bentuk Tesis dan S3 dalam bentuk Disertasi. Pembaca! saya yakin, semua mahasiswa memahami ini, tapi apakah mereka benar-benar mengetahui secara utuh proses-proses penelitian, itu yang masih perlu dikaji. Dalam beberapa kasus saya menemukan, sebagian mahasiswa kurang memahami proses penelitian, dari awal hingga akhir proses penelitian.

Judul di atas, mungkin terlalu wah, yang sebenarnya (mungkin) isinya tidak sehebat judul tersebut. Pada tulisan kali ini, saya sekedar menjawab kerisauan mahasiswa ketika mengawali sebuah penelitian. Ada mahasiswa bingung, entah judul apa yang akan diangkat dalam skripsinya, ada yang bingung memulai dari mana, saking bingungnya ada mahasiswa yang sampai menunda studinya.

Dari sekian banyak kesalahan yang dilakukan oleh mahasiswa ketika mengawali proses penelitian sebagai tugas akhir dalam menyelesaikan studi, saya ingin mengungkap salah satunya saja. Yaitu kebiasaan mahasiswa untuk membuat judul lebih dulu, kemudian mencari permasalahan sesuai dengan judul tersebut. Parahnya lagi, dosen pembimbing cenderung (seenaknya) mengganti judul yang sudah ada tanpa memikirkan permasalahan yang ada.

Mengapa orang harus meneliti? Jawabannya adalah karena ingin menjawab permasalahan yang ada. Dari logika penelitian ini, kita sudah dapat mengambil kesimpulan bahwa dalam melakukan penelitian (termasuk menyusun skripsi) yang harus dicari pertama kali adalah permasalahannya BUKAN judulnya. Ketika permasalahan kita sudah dapatkan, maka selanjutnya kita formulasikan dalam bentuk judul, bukan malah sebaliknya.Jadi, dalam memulai proses penelitian, cari, temukan dan kenali dulu permasalahannya setelah itu kita membuat formulasi judul.

Akhirnya, tulisan ini terbuka untuk dikritik, semoga bermanfaat.